Selasa, 04 April 2023
Minggu, 18 Januari 2015
Selasa, 25 Juni 2013
mereka dan memudahkan mereka mendapatkannya dari segala arah.
Menafsirkan firman Allah:
"Pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai berkah dari langit dan bumi, Abdullah bin Abbas mengatakan: "Niscaya Kami lapangkan kebaikan (kekayaan) untuk mereka dan Kami mudahkan bagi mereka untuk mendapatkan dari segala arah."
"Pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai berkah dari langit dan bumi, Abdullah bin Abbas mengatakan: "Niscaya Kami lapangkan kebaikan (kekayaan) untuk mereka dan Kami mudahkan bagi mereka untuk mendapatkan dari segala arah."
Janji Allah yang terdapat dalam ayat yang mulia tersebut terhadap
orang-orang beriman dan bertaqwa mengandung beberapa hal, di antaranya:
a. Janji Allah untuk membuka (keberkahan) bagi mereka adalah bentuk jama' dari Imam Al-Baghawi berkata, "Ia berarti mengerjakan sesuatu secara terus menerus." Atau seperti kata Imam Al-Khazin, "Tetapnya suatu kebaikan Tuhan atas sesuatu."
a. Janji Allah untuk membuka (keberkahan) bagi mereka adalah bentuk jama' dari Imam Al-Baghawi berkata, "Ia berarti mengerjakan sesuatu secara terus menerus." Atau seperti kata Imam Al-Khazin, "Tetapnya suatu kebaikan Tuhan atas sesuatu."
Jadi, yang dapat disimpulkan dari makna kalimat "adalah bahwa
apa yang diberikan Allah disebabkan oleh keimanan dan ketaqwaan mereka
merupakan kebaikan yang terus menerus, tidak ada keburukan atau konsekuensi apa
pun atas mereka sesudahnya." Tentang hal ini, Sayid Muhammad Rasyid Ridha
berkata: "Adapun orang-orang beriman maka apa yang dibukakan untuk mereka
adalah berupa berkah dan kenikmatan. Dan untuk hal itu, mereka senantiasa bersyukur
kepada Allah, ridha terhadap-Nya dan mengharapkan karunia-Nya. Lalu mereka
menggunakannya di jalan kebaikan, bukan jalan keburukan, untuk perbaikan bukan
untuk merusak. Sehingga balasan bagi mereka dari Allah adalah ditambahnya
berbagai kenikmatan di dunia dan pahala yang baik di akhirat."
Syaikh Ibnu Asyur mengungkapkan hal itu dengan ucapannya:
"adalah kebaikan yang murni yang tidak ada konsekuensinya di akhirat. Dan
ini adalah sebaik-baik jenis nikmat."
b. Kata berkah disebutkan dalam bentuk jama' sebagai-mana firman
Allah:
"Pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai berkah." Ayat ini, sebagaimana disebutkan Syaikh Ibnu Asyur untuk menunjukan banyaknya berkah sesuai dengan banyaknya sesuatu yang diberkahi.
"Pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai berkah." Ayat ini, sebagaimana disebutkan Syaikh Ibnu Asyur untuk menunjukan banyaknya berkah sesuai dengan banyaknya sesuatu yang diberkahi.
c. Allah berfirman:
"Berbagai keberkahan dari langit dan bumi." Menurut Imam Ar-Razi, maksudnya adalah keberkahan langit dengan turunnya hujan, keberkahan bumi dengan tumbuhnya berbagai tanaman dan buah-buahan, banyaknya hewan ternak dan gembalaan serta diperolehnya keamanan dan keselamatan. Hal ini karena langit adalah laksana ayah, dan bumi laksana Ibu. Dari keduanya diperoleh semua bentuk manfaat dan kebaikan berdasarkan penciptaan dan pengurusan Allah ."
"Berbagai keberkahan dari langit dan bumi." Menurut Imam Ar-Razi, maksudnya adalah keberkahan langit dengan turunnya hujan, keberkahan bumi dengan tumbuhnya berbagai tanaman dan buah-buahan, banyaknya hewan ternak dan gembalaan serta diperolehnya keamanan dan keselamatan. Hal ini karena langit adalah laksana ayah, dan bumi laksana Ibu. Dari keduanya diperoleh semua bentuk manfaat dan kebaikan berdasarkan penciptaan dan pengurusan Allah ."
- Ayat lainnya adalah firman
Allah:
"Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka." (Q. S. Al-Ma'idah: 66).
Allah mengabarkan tentang Ahli Kitab, 'Bahwa seandainya
mereka mengamalkan apa yang ada di dalam Taurat, Injil pada dan Al-Qur'an
demikian seperti dikatakan oleh Abdullah bin Abbas dalam menafsirkan ayat
tersebut, niscaya Allah memperbanyak rizki yang diturunkan kepada mereka dari
langit dan yang tumbuh untuk mereka dari bumi. Syaikh Yahya bin Umar
Al-Andalusi berkata: "Allah menghendaki wallahu a'lam bahwa seandainya
mereka mengamalkan apa yang diturunkan di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur'an,
niscaya mereka memakan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Maknanya
wallahu'alam, niscaya mereka diberi kelapangan dan kesempurnaan nikmat
dunia,"
Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Al-Qurthubi mengatakan, "Dan sejenis dengan ayat ini adalah firman Allah:
"Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (Q. S. Ath-Thalaq: 2-3).
Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Al-Qurthubi mengatakan, "Dan sejenis dengan ayat ini adalah firman Allah:
"Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (Q. S. Ath-Thalaq: 2-3).
"Dan bahwasanya jika mereka tetap berjalan di atas
jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air
yang segar (rizki yang ba-nyak)." (Q. S. Al-Jin: 16).
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai keberkahan dari
langit dan bumi." (Q. S. Al-A'raf: 96).
Sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat di atas, Allah menjadikan
ketaqwaan di antara sebab-sebab rizki dan men-janjikan untuk menambahnya bagi
orang yang bersyukur. Allah berfirman:
"Jika kalian bersyukur, niscaya Aku tambahkan nikmat-Ku atasmu." (Q. S. Ibrahim: 7).
"Jika kalian bersyukur, niscaya Aku tambahkan nikmat-Ku atasmu." (Q. S. Ibrahim: 7).
Oleh
karena itu, setiap orang yang menginginkan keluasan rizki dan kemakmuran hidup,
hendaknya ia menjaga dirinya dari segala dosa. Hendaknya ia menta'ati
perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga hendaknya ia
menjaga diri dari yang menyebabkan berhak mendapat siksa, seperti melakukan
kemungkaran atau meninggalkan kebaikan.
Senin, 24 Juni 2013
Takwa
Takwa (Kunci-kunci Rizki Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah 2)
"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya."
(Q. S. Ath-Thalaq: 2-3)
Makna Takwa
Para ulama telah menjelaskan apa yang dimaksud dengan taqwa. Di antaranya, Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani mendefinisikan: "Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang, menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan."
Sedangkan Imam An-Nawawi mendefinisikan taqwa dengan "Mentaati perintah dan laranganNya." Maksudnya, menjaga diri dari kemurkaan dan adzab Allah. Hal itu sebagaimana didefinisikan oleh Imam Al-Jurjani "Taqwa yaitu menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya."
Karena itu, siapa yang tidak menjaga dirinya, dari perbuatan dosa, berarti dia bukanlah orang bertaqwa. Maka orang yang melihat dengan kedua matanya apa yang diharamkan Allah, atau mendengarkan dengan kedua telinganya apa yang dimurkai Allah, atau mengambil dengan kedua tangannya apa yang tidak diridhai Allah, atau berjalan ke tempat yang dikutuk oleh Allah, berarti tidak menjaga dirinya dari dosa. Jadi, orang yang membangkang perintah Allah serta melakukan apa yang dilarang-Nya, dia bukanlah termasuk orang-orang yang bertaqwa. Orang yang menceburkan diri ke dalam maksiat sehingga ia pantas mendapat murka dan siksa dari Allah, maka ia telah mengeluarkan dirinya dari barisan orang-orang yang bertaqwa.
Dalil
Syar'i bahwa Takwa Termasuk Kunci Rizki
Beberapa
nash yang menunjukkan bahwa taqwa termasuk di antara sebab rizki, Di antaranya:
- Firman Allah, yang artinya:
"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (Q. S. Ath-Thalaq: 2-3).
Dalam ayat di atas, Allah menjelaskan bahwa orang yang
merealisasikan taqwa akan dibalas Allah dengan dua hal. Pertama, "Allah
akan mengadakan jalan keluar baginya." Artinya, Allah akan
menyelamatkannya sebagaimana dikatakan Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu dari setiap
kesusahan dunia maupun akhirat. Kedua, "Allah akan memberinya rizki dari
arah yang tidak disangka-sangka." Artinya, Allah akan memberinya rizki
yang tak pernah ia harapkan dan angankan.
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan: "Maknanya,
barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah dengan melakukan apa yang
diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, niscaya Allah akan
membe-rinya jalan keluar serta rizki dari arah yang tidak disangka-sangka,
yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya."
Alangkah agung dan besar buah taqwa itu! Abdullah bin Mas'ud berkata: "Sesungguhnya ayat terbesar dalam hal pemberian janji jalan keluar adalah: "Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya."
Alangkah agung dan besar buah taqwa itu! Abdullah bin Mas'ud berkata: "Sesungguhnya ayat terbesar dalam hal pemberian janji jalan keluar adalah: "Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya."
- Ayat lainnya adalah firman
Allah:
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri." (Q. S. Al-A'raf: 96).
Lokasi:Kab bekasi,Jawa Barat Indonesia
Indonesia Jawa Barat Kab Bekasi
Langganan:
Postingan (Atom)